Kamis, 03 Juli 2014

Dunia Imajiner Yang Tercecer


Cartoon Conservative- Beberapa waktu yang lalu, saya menonton film Bridge The Terabhitia, tahun produksi 2007. Sebuah film yang didukung teknologi grafis berkualitas tinggi, kaya desain karakter, sudut pengambilan gambar yang natural, diiringi soundtrack yang mendukung ritme emosi. Film ini pada dasarnya memotivasi orang tua untuk selalu mengerti perkembangan anaknya, memantau kegiatannya, gejolak emosinya dan mendukung kreativitasnya.

Difilmkan dari Novel berjudul sama, oleh Katherine Paterson, berkisah tentang seorang siswa laki-laki yang hidup dalam keluarga besarnya, dikelilingi saudari-saudari yang jarang bermain dengannya. Di sekolah pun, siswa ini kerap menjadi sasaran bully oleh teman sekelasnya. Siswa laki-laki itu berjuluk Jess Aarons (diperankan oleh Josh Hutcherson).

Hingga suatu hari, seorang siswi pindahan, bergabung ke kelas itu. Penampilannya agak nyentrik, penuh warna dan asesoris, dan tentu saja, parasnya menarik. siswi itu Lislie Burke. (oleh Annasophia Robb)

Ternyata, siswi pindahan itu tinggal berdekatan dengan rumah si siswa laki-laki. Dari situasi itulah, mereka sering pulang bersama dalam satu bus. Keduanya menjadi akrab, lengkap dengan bumbu-bumbu disekitarnya; dibully teman sekelas, kesulitan ekonomi keluarga Jess, saudari Jess yang cerewet, serta seekor anjing.

Tentu tidak akan saya ceritakan alur seluruhnya, namun, beberapa hal yang menarik yang bisa dipetik setelah menonton film ini adalah : apresiasi terhadap imajinasi, kemampuan melampaui batas antara dunia nyata dan dunia abstrak, sebuah dunia yang hanya tumbuh subur di kepala manusia muda, sebuah wilayah yang membuat orang tua manapun menjadi sulit memahami. serta kutipan dari Teddy Roosevelt yang menjadi dialog ayah Lislie : "Hadiah Terbaik yang Hidup Tawarkan, adalah Kesempatan Bekerja Keras untuk Pekerjaan yang Berharga".

Mengapa saya merekomendasikan film ini, karena pada tempo itu, sedang banjir film fiksi besutan novel, misalnya Lord of The Ring, Narnia, Harry Potter, serta bejibun judul lainnya, yang tentu saja fiktif sekali. Dan film ini menyajikan ide abstraknya dalam dunia sehari-hari, seolah-olah menjembatani, sesuai dengan judulnya "Bridge to Terabhitia" ..Terabhitia barangkali terinspirasi dari kata Terabyte, dari kamus komputer, yang menyuratkan arti jutaan data, jutaan kemungkinan, jutaan ide.

Bila ada waktu luang, cobalah mencari film ini dan menontonnya, semoga anda juga dapat menangkap roh kartun, nilai-nilai daya hidup yang tersebar dan tercecer di lingkungan kita.
(septa)

Tidak ada komentar: