Selasa, 11 November 2014

Stop Motion a la Laika

(cartoon conservative). 3 November 1957, Seekor anjing betina jenis Canis lupus familiaris tampak gelisah hebat. Hewan ini tahu keniscayaannya menghadapi maut, ketika roket yang ia tumpangi akan melampaui orbit bumi. Ya, Sputnik 2 buatan Soviet itu adalah kuburan baginya. Laika tewas demi ambisi manusia menaklukkan angkasa.

Laika, si anijng kosmonot Sputnik 2


2005, jauh di belahan bumi Amerika, tepatnya di Oregon, berdiri studio animasi yang berani memproklamirkan dirinya Laika. (entah ada hubungannya dengan Laika si anjing Moscow atau tidak).

Logo Laika Studio

Laika, dengan komposisi 180 pekerja pada 2009, telah menghasilkan 3 judul film layar lebar bergaya Stop Motion. Yaitu Coraline (2009), Paranorman (2012), dan LosBoxtroll (2014). 

Phil Knight dan Travis Knight nampaknya memahami benar bahwa Laika dikonstruksikan untuk menjadikan stop motion sebagai ideologinya, paling tidak sampai saat ini. Hal ini terlihat dengan kualitas karakter, lingkungan serta efek-efek visual yang benar-benar detail dan penuh kekuatan imajinasi.


Detail properti dalam LosBoxtrolls

Mengapa sebuah teknik menjadi ideologi?
Tidak seperti Tim Burton yang memiliki konsep-konsep magis, kelam, dalam perwujudan karakter kartunnya. Laika lebih memilih teknik-teknik koreografi dan sinematografi animasi yang memang hanya bisa dijawab dengan teknik Stop Motion. Potensi ini tampak sekali dalam film pertamanya Coraline, sebuah film berdurasi 140 menit yang menceritakan seorang gadis kecil yang tinggal bersama orang tuanya yang sibuk dan hanya memiliki seorang teman laki-laki yang cerewet. Coraline ini tinggal di rumah yang memiliki sebuah pintu rahasia yang membuatnya masuk kedalam dunia tiruan, sebuah dunia yang hampir mirip dunia nyata, namun serba berkebalikan. Orang tua tiruan begitu penuh perhatian dan sahabat lelaki tiruannya pun tidak cerewet, bahkan bisu. Coraline pada awalnya senang dengan suasana yang hangat itu, berubah menjadi kepanikan ketika si ibu tiruan mengajak Coraline tinggal selamanya di dunia tiruan. Bola matanya mesti dijahit, diganti menjadi sepasang kancing baju. 

Poster film Coraline menampilkan warna-warna cerah kaya imajinasi
Pola-pola penuh warna, efek-efek gerak, konsep jahit menjahit menjadikan film Coraline menjadi tampak memaksimalkan potensi stop motion, seolah-olah film Coraline hanya menjadi sempurna ketika dibuat dalam versi stop motion. Stop motion adalah suatu ke-khas-an animasi, tidak sekedar teknik mewujudkan ilusi gerak semata, namun menjadi ide utama dalam menciptakan sebuah dunia "ajaib" animasi.

Proses penyusunan adegan di LosBoxtroll
Website Laika :
http://www.laika.com/

Tidak ada komentar: